BAHAYA PENGGUNAAN NARKOBA BAGI REMAJA
Pada Tanggal 26 Juni 2006 lalu diperingati sebagai Anti Madat Sedunia.
Didorong keprihatinan akan meningkatnya pengguna narkoba khususnya di
kalangan remaja, maka sebagai wujud kepedulian bz! berkenaan dengan
peringatan Hari Anti Narkoba Internasional serta sebagai upaya mencegah
meluasnya pemakaian narkoba terutama dikalangan remaja, redaksi
menurunkan artikel mengenai bahaya narkoba -- redaksi
Masalah utama remaja berawal dari pencarian jati diri. Mereka mengalami
krisis identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak
merasa sudah besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam
kelompok dewasa. Hal ini merupakan masalah bagi setiap remaja di belahan
dunia ini.
Oleh karena pergumulan di masa remaja ini, maka remaja mempunyai
kebutuhan sosialisasi yang seoptimal mungkin, serta dibutuhkan
pengertian dan dukungan orangtua dan keluarga dalam kerentanan di masa
remaja.
Bila kebutuhan remaja kurang diperhatikan, maka remaja akan terjebak
dalam perkembangan pribadi yang "lemah", bahkan dapat dengan mudah
terjerumus ke dalam belenggu penyalahgunaan narkoba.
Hingga sekarang, penyalahgunaan narkoba semakin luas di masyarakat
kita, terutama semakin banyak di kalangan para remaja yang sifatnya
ingin tahu dan ingin coba-coba. Banyak alasan mengapa banyak yang
terjerumus ke bahan terlarang dan berbahaya ini kemudian tidak mampu
melepaskan diri lagi. Alasannya antara lain:
1. hal ini sudah dianggap sebagai suatu gaya hidup masa ini
2. dibujuk orang agar merasakan manfaatnya
3. ingin lari dari masalah yang ada, untuk merasakan kenikmatan sesaat
4. ketergantungan dan tidak ada keinginan untuk berhenti
..dan mungkin masih banyak alasan lainnya.
Ada baiknya kita mengintip sedikit tentang narkoba. Apa saja sih
jenis-jenis narkoba? Menurut situs kespro dot info, pada dasarnya
narkoba itu dibagi atas 4 kelompok, yaitu:
1. narkotika, terutama opiat atau candu.
2, halusinogenik, misalnya ganja atau mariyuana
3. stimulan, misalnya ekstasi dan shabu-shabu
4. depresan, misalnya obat penenang.
Masing-masing kelompok mempunyai pengaruh tersendiri terhadap tubuh
dan jiwa penggunanya. Opiat, yang menghasilkan heroin atau “putauwâ€
menimbulkan perasaan seperti melayang dan perasaan enak atau senang luar
biasa, yang disebut euforia. Tetapi ketergantungannya sangat tinggi dan
dapat menyebabkan kematian.
Marijuana atau ganja, yang termasuk kelompok halusinogenik,
mengakibatkan timbulnya halusinasi sehingga pengguna tampak senang
berkhayal. Tetapi sekitar 40-60 persen pengguna justru melaporkan
berbagai efek samping yang tidak menyenangkan, misalnya muntah, sakit
kepala, koordinasi yang lambat, tremor, otot terasa lemah, bingung,
cemas, ingin bunuh diri, dan beberapa akibat lainnya.
Bahan yang tergolong stimulan menimbulkan pengaruh yang bersifat
merangsang sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan rangsangan secara
fisik dan psikis. Ecstasy, yang tergolong stimulan, menyebabkan pengguna
merasa terus bersemangat tinggi, selalu gembira, ingin bergerak terus,
sampai tidak ingin tidur dan makan. Akibatnya dapat sampai menimbulkan
kematian.
Sebaliknya bahan yang tergolong depresan menimbulkan pengaruh yang
bersifat menenangkan. Depresan atau yang biasa disebut obat penenang,
dibuat secara ilmiah di laboratorium. Berdasarkan indikasi yang benar,
obat ini banyak digunakan sesuai dengan petunjuk dokter. Dengan obat
ini, orang yang merasa gelisah atau cemas misalnya, dapat menjadi
tenang. Tetapi bila obat penenang digunakan tidak sesuai dengan indikasi
dan petunjuk dokter, apalagi digunakan dalam dosis yang berlebihan,
justru dapat menimbulkan akibat buruk lainnya.
Apa akibat penyalahgunaan narkoba?
Pada dasarnya akibat penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi akibat
fisik dan psikis. Akibat yang terjadi tentu tergantung kepada jenis
narkoba yang digunakan, cara penggunaan, dan lama penggunaan.
Beberapa akibat fisik ialah kerusakan otak, gangguan hati, ginjal,
paru-paru, dan penularan HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik
bergantian. Sebagai contoh, sekitar 70 persen pengguna narkoba suntikan
di Cina tertular HIV/ AIDS. Di Indonesia, sejak beberapa tahun terakhir
ini jumlah kasus HIV/AIDS yang tertular melalui penggunaan jarum suntik
di kalangan pengguna narkotik tampak meningkat tajam. Akibat lain juga
timbul sebagai komplikasi cara penggunaan narkoba melalui suntikan,
misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah.
Di samping akibat tersebut di atas, terjadi juga pengaruh terhadap
irama hidup yang menjadi kacau seperti tidur, makan, minum, mandi, dan
kebersihan lainnya. Lebih lanjut, kekacauan irama hidup memudahkan
timbulnya berbagai penyakit.
Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah sikap yang apatis, euforia,
emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol
perilaku, sampai mengalami sakit jiwa.
Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh
yang mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan
acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh, perkelahian dan
kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada dalam
keadaan normal, baik fisik maupun psikis.
Narkoba yang Adiktif
Penggunaan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan. Ketergantungan
terhadap narkoba ternyata tidak mudah diatasi. Meski cukup banyak remaja
yang berjuang untuk keluar dari ketergantungan narkoba, acap kali
mereka jatuh kembali. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah meluncurkan
program substitusi obat dengan menggunakan metadon. Diharapkan dengan
pemberian metadon ini penggunaan narkoba suntikan dapat dikurangi atau
dihentikan. Penggunaan narkoba suntikan amat berisiko menularkan
penyakit Hepatitis C dan HIV.
Penelitian di RS Cipto Mangunkusumo mendapatkan angka kekerapan
Hepatitis C di kalangan pengguna narkoba suntikan mencapai 77 persen.
Sedangkan kekerapan HIV pada pengguna narkoba suntikan di Indonesia
berkisar antara 60 persen sampai 90 persen.
Dukungan Sangat Penting
Setelah beban fisik pengguna narkoba suntikan dapat diatasi, maka
masih ada beban psikologis dan sosial. Beban psikologis dan sosial ini
kadang-kadang amat berat sehingga dapat menyebabkan remaja kambuh
kembali menggunakan narkoba suntikan. Oleh karena itu, perlu diwujudkan
lingkungan yang mendukung. Di Indonesia lingkungan yang paling penting
adalah keluarga. Kesediaan keluarga untuk menerima remaja yang pernah
menggunakan narkoba suntikan di tengah keluarga merupakan dukungan yang
amat berharga. Sebagian remaja dapat meneruskan pendidikannya dan
memperoleh pekerjaan. Namun, sebagian lagi tak mungkin meneruskan
sekolah dan harus menghadapi kenyataan bahwa mereka harus berjuang untuk
hidup dengan bekal pendidikan yang terbatas.
Hendaknya kita dapat meningkatkan berbagai potensi yang ada di tengah
masyarakat. Kita perlu bergandeng tangan untuk mencegah remaja
menggunakan narkoba.
Adapun bagi remaja yang telah menggunakan diperlukan layanan yang
terpadu untuk membawa mereka kembali ke tengah masyarakat. Layanan
tersebut rumit dan memerlukan upaya jangka panjang, tetapi semua upaya
itu patut kita kerjakan karena sebagian masa depan Indonesia ada di
tangan mereka mereka